Senin, 21 Februari 2011

Exercise 30 : Comparisons, Exercise 29,22,27,26,21


Exercise 30 : Comparisons

Page 117

1. Of the four dresses, i like the red one (best).
2. Phil is the (happiest) person we know.
3. Pat's car is (faster) than Dan's.
4. This is the (creamiest) ice cream i have had in long time.
5. This poster is (more colorful) than the one in the hall.
6. Does Fred feel (better) today than he did yesterday?
7. This vegetable soup tastes very (good).
8. While trying to balance the baskets on her head, the woman walk (more awkwardly) than her daughter.
9. Jane is the (least) athletic of all the woman.
10. My cat is the (prettier) of the two.
11. This summary is (the best) of the pair.
12. Your heritage is different (from) mine.
13. This painting is (less impressive) than the one in the other gallery.
14. The colder the weather gets, (the sicker) i feel.
15. No sooner had he received the letter (than) he called Maria.
16. A mink coat costs (twice as much as) a sable coat.
17. Jim has a (few) opportunities to play tennis as I.
18. That recipe calls for (much) more sugar than mine does.
19. The museum is the (farthest) away of the three buildings.
20. George Washington is (more famous) than John Jay

Exercise 29 : Comparisons

Page 114

1. The Empire State Building is taller than the Statue of Liberty.
2. California is farther from New York than Pennsylvania.3. Hi assignment is different from mine.
4. Louie reads more quickly than his sisters.
5. No animal is so big as King Kong.
6. Than report is less impressive than the government's.
7. Sam wears the same shirt as his teammates.
8. Dave paints much more realistically than his professor.
9. The twins have less money at the end of the month than they have at the beginning.
10. Her sports car is different from Nancy's.

Exercise 22 : Comparisons

Page 114

1. John an his friends left as soon as the professor had finished his lecture.
2. His job is more important than his friend's.
3. He plays the guitar as well as Andreas Segovia
4. A new house is much more expensive than an older one.
5. Last week was as hot as this week.
6. Martha is more talented than her cousin.
7. Bill's descriptions are more colorful than this wife's.
8. Nobody is happier than Maria Elena.
9. The boys felt worse than the girls about losing the game.
10. A greyhound runs faster than a Chihuahua.

Exercise 27 : Lingking ( Copulative ) Verb

Page : 109

1. Your cold sounds terrible.
2. The pianist plays very well.
3. The food in the restaurant always tasted good.
4. The campers remained calmly despite the thunderstrom.
5. They became sick after eating the contaminated food.
6. Professor Calandra looked quick at the students sketches.
7. Paco was working diligently on the project.
8. Paul protested vehemently about the new proposals.
9. Our neighbour appeared relaxed after their vacation.
10. The music sounded too noisy to be classical.

Exercise 26: adjective adverb

Page : 107

1. Rita plays the violin well.
2. That is an intense novel.
3. The sun is shining brightly.
4. The girls speak fluent French.
5. The boys speak Spanish fluently.
6. The table has a smooth surface.
7. We must figure our income tax returns accurately.
8. We don't like to drink bitter tea.
9. The plane will arrive soon.
10. He had an accident because he was driving too fast.

Exercise 21 : conditional sentences

Page : 97-98

1. Henry talks to his dog as if it understood him.

2. If they had left the house earlier, they would not have been so late getting to the airport that they could not check their baggage.

3. If I finish the dress before Saturday, I will give it to my sister for her birthday.

4. If I had seen the movie, I would had you about it last night.

5. Had bob not interfered in his sister’s marital problems, therewould have been peace between them.

6. He would give you the money if he had it.

7. I wish they stopped making so much noise so that I could concentrate.

8. She would call you immediately if she needed help.

9. Had they arrived at the sale early, they would have found a better selection.

10. We hope that you enjoyed the party last night.

11. If you have enough time, please paint the chair before you leave.

12. We could go for a drive if today were Saturday.

13. If she wins the prize, it will be because she writes very well.

14. Mike wished that the editors had permitted him to copy some of their material.

15. Joel wishes that he had spent his vacation on the gulf coast next year.

16. I will accept if they invite me to the party.

17. If your mother buys that car for you, will you be happy.

18. If he had decided earlier, he could have left on the afternoon flight.

19. Had we known your address, we would have written you a letter.

20. If the roofer doesn’t come soon, the rain will leak inside.

21. Because rose did so poorly on the exam, she wishes that shestudied harder last night.

22. My dog always wakes me up if he hears strange noises.

23. If you see marry today, please ask her to call me.

24. If he gets the raise, it will be because he does a good job.

25. The teacher will not accept our work if we turn it in late.

26. Mrs. Wood always talks to her tenth-grade student as though they were adults.

27. If he had left already, he would have called us.

28. If they had known him, they would have talked to him.

29. He would understand it if you explained it to him more slowly.

30. I could understand the French teacher if she spoke more slowly.


Jumat, 26 Februari 2010

Duh, Perkosaan Anak Makin Memprihatinkan
Jumat, 26 Februari 2010 | 15:46 WIB
ilustrasi

MEDAN, KOMPAS.com - Sebagian besar kasus yang menimpa anak-anak di Sumut berupa pemerkosaan dan pencabulan.

"Dari 110 kasus yang diterima KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) Sumut tahun lalu, kasus pemerkosaan dan pencabulan mencapai 30 persen, itu memprihatinkan," kata Ketua KPAI Sumut, Zahrin Piliang.

Dalam diskusi yang digelar Forum Jurnalis Peduli Anak (FJPA) Sumut yang dihadiri puluhan jurnalis media cetak dan elektronik serta sejumlah elemen lembaga peduli anak seperti Yayasan Pusat Pendidikan dan Informasi Hak Anak (KKSP) serta Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA), disebutkan, kasus terbesar lainnya yang menimpa anak-anak adalah soal perebutan hak asuh.

Kasus pemerkosaan, pencabulan dan perebutan hak asuh yang dialami anak-anak itu membahayakan perkembangan jiwa anak sehingga diharapkan kasus itu menjadi perhatian semua kalangan.

Perlunya perhatian semua kalangan itu, mengacu pada terbatasnya juga kemampuan KPAI dalam menangani kasus tersebut khususnya dalam soal anggaran.

"Anggaran diperlukan karena sebagian besar kasus yang menimpa anak-anak itu terjadi di luar kota Medan dan sebagian merupakan anak yang ekonomi keluarganya juga tidak memadai," katanya.

(2).Kepala Biro PPAKB, Pemprov Sumut, Hj. Vita Lestari Nasution, mengatakan, Pemprov Sumut semakin memfokuskan perhatian kepada kasus yang menimpa anak-anak, mulai anak terlantar hingga anak korban pemerkosaan atau pencabulan.

Dalam program lain yang dilakukan Biro PPAKB seperti dalam 10 program tetap PKK juga akhirnya akan menyentuh kasus anak.

(1)."Diharapkan kasus-kasus yang menimpa anak-anak juga semakin bisa diperkecil karena sudah ada keputusan bersama Menteri Pemberdayaan Perempuan dengan Ketua MA. Jaksa Agung, Kapolri, Menkumham serta Mensos dalam menangani kasus anak," katanya.

Sementara itu Direktur Eksekutif Yayasan KKSP, Muhammad Jailani menyatakan ikut membantu penanganan masalah anak-anak.

"Semua bertanggungjawab atas masalah anak yang akan menjadi generasi penerus, tetapi harusnya tidak terjadi tumpang tindih dalam penanganan suatu kasus atau program. Kalau sudah ada LSM yang tangani suatu masalah atau program anak, harusnya KPAI Sumut jangan lagi ikut campur," katanya.

KPAI Sumut, harusnya lebih mengarah pada terobosan-terobosan dalam penanganan masalah anak pada tataran kebijakan.

Sementara itu, Ketua FJPA Sumut, Fachruddin Pohan, mengatakan, jurnalis memiliki peran penting juga dalam menangani kasus anak.

Dia memberi contoh dalam soal pemberitaan anak yang menjadi korban pemerkosaan atau pencabulan, harusnya wartawan berhati-hati dalam memberitakannya agar anak tidak semakin terbebani.

"FJPA berencana menerbitkan buku saku tentang pedoman peliputan anak sehingga bisa membantu wartawan menjalankan tugasnya. Buku itu untuk melengkapi aturan yang sudah ada di dalam kode etik jurnalistik," katanya.

(1) : argumentasi

(2) : penalaran

SBY: Jauhkan Diri dari Tirani Kekuasaan
Laporan wartawan KOMPAS.com Hindra Liauw
Kamis, 25 Februari 2010 | 22:09 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -(2). Dalam bidang demokrasi dan kehidupan politik, para pemimpin negara harus dapat mencontoh Nabi Muhammad yang mewujudkan sistem kehidupan yang rukun dan harmonis antarumat beragama. Selain itu, perilaku Nabi Muhammad yang santun dan penuh etika juga haruslah menginspirasi para pemimpin dalam mewujudkan demokrasi di tanah air.

Demokrasi juga harus kita tunjukkan dengan penuh etika dan kesantunan, serta tetap menjunjung tinggi akhlaqul karimah, bukan demokrasi yang sarat dengan dendam dan permusuhan, serta saling menjatuhkan.
-- Susilo Bambang Yudhoyono

"Demokrasi yang kita bangun haruslah menjauhkan diri dari tirani kekuasaan dan golongan kuat, serta bentuk-bentuk pemaksaan kehendak yang justru merusak rasa keadilan. Prinsip-prinsip dasar musyawarah untuk mufakat demi kebaikan rakyat dan negara masih memiliki tempat di alam reformasi dewasa ini," ujar Presiden ketika menyampaikan sambutan Peringatan Hari Maulid Nabi Muhammad 1431/2010 di Istana Negara, Jakarta.

Turut hadir dalam peringatan tersebut sejumlah anggota menteri Kabinet Indonesia Bersatu, seperti Menko Perekonomian Rakyat Agung Laksono, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Agama Suryadharma Alie, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Menteri Pendidikan Nasional M Nuh, Ketua DPR RI Marzuki Alie, Wakil Ketua MPR Lukman Hakim Saefuddin, Jaksa Agung Hendarman Supandji, serta para duta besar negara sahabat.

(1).Menurut Presiden, pemerintah selalu bertekad membangun kehidupan di Indonesia, di mana Islam, demokrasi, dan modernitas dapat hidup seiring dan sejalan dengan damai. "Demokrasi yang kita bangun adalah demokrasi yang disertai amanah. Demokrasi juga harus kita tunjukkan dengan penuh etika dan kesantunan, serta tetap menjunjung tinggi akhlaqul karimah, bukan demokrasi yang sarat dengan dendam dan permusuhan, serta saling menjatuhkan," tegasnya.

Presiden mengatakan, alangkah indahnya jika semua pemimpin di Indonesiadapat membangun tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara dengan demokrasi yang santun, beretika, dan berakhlak, sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad.

Melalui kesempatan itu, Presiden juga mengajak seluruh umat Muslim di tanah air untuk senantiasa memperteguh keyakinan dan semangat untuk melanjutkan pembangunan bangsa dan negara. "Mari kita bangun negeri ini di atas fondasi keimanan dan ketaqwaan yang kuat. Dengan meyakini dan melaksanakan hal ini, Insya Allah bangsa Indonesia dapat menjadi bangsa yang maju sejahtera dan berperadaban mulia di masa depan," ajaknya.

Sementara itu, Menteri Agama Suryadharma Ali mengatakan, para pemimpin juga hendaknya mencontoh kesuksesan kepemimpinan Nabi Muhammad. "Salah satu kuncinya adalah kesesuaian antara tindakan dan perkataan. Pemimpin yang besar adalah pemimpin yang kecintaannya kepada rakyat lebih besar daripada kecintaannya pada dirinya sendiri dan kelompoknya," ujar Suryadharma.

(1) : argumentasi

(2) : penalaran

Cincau, Dinginkan Panas Dalam
Jumat, 26 Februari 2010 | 12:08 WIB

KOMPAS.com - Di balik warnanya yang hitam pekat, cincau menyimpan banyak khasiat, termasuk meredakan panas dalam. Kandungan karbohidrat, kalsium, fosfor, vitamin (A, B1, C), air, yang cukup banyak membuat cincau dipercaya sebagai alternatif untuk menghilangkan panas dalam.

Keluhan sakit perut, mual, dan gangguan pencernaan juga bisa reda berkat cincau. Makanan penghilang dahaga nan menyegarkan ini juga bermanfaat untuk kesehatan karena ada kandungan serat larut air (soluble dietary fiber).

Di dalam tubuh, serat larut air dapat mengikat kadar gula dan lemak, sehingga bermanfaat untuk mencegah penyakit seperti diabetes melitus, jantung, dan stroke.

(2).Masyarakat Indonesia sudah lama mempercayai cincau untuk mengatasi berbagai penyakit. Cincau ini dapat dikonsumsi dalam bentuk agar-agar.

Cincau agar-agar berasal dari daun cincau yang diremas-remas dan dicampur air matang. Air campuran itu akan berwarna hijau. Setelah disaring dan dibiarkan mengendap, akan terdapat lapisan seperti agar-agar yang berwarna hijau.

Selain daun, akar tanaman cincau juga bisa dimanfaatkan. Daun segarnya dapat digunakan untuk mengobati radang lambung, tifus, dan penyakit usus.

Daunnya dicuci dan ditumbuk hingga lumat, lalu dicampur air matang. Campuran itu disaring dan didiamkan sampai mengental. Tambahkan gula dan diminum sehari tiga kali.

(1).Sementara itu, rimpang dari tanaman cincau ini dapat mengatasi demam. Irisan rimpangnya direbus dengan air, lalu diperas. Selain direbus, rimpangnya bisa diseduh dengan air panas lalu disaring dan diminum. (GHS/mic)

(1) : argumentasi

(2) : penalaran


Siapakah Mosab Hassan Yousef
Jumat, 26 Februari 2010 | 15:18 WIB
telegraph.co.uk
Mosab Hassan Yousef

JERUSALEM, KOMPAS.com - (1).Mosab Hassan Yousef (32) menurut laporan bekerja untuk Shin Bet pada puncak intifada, ketika Hamas melakukan puluhan pemboman bunuh diri mematikan di Israel.

Saat itu Israel juga melakukan perang mati-matian terhadap kelompok ini, sehingga menewaskan banyak pemimpin pentingnya.

Pengguna Yousef, yang hanya dikenali sebagai Kapten Loai, seperti dikutip Haaretz mengatakan bahwa informan tersebut dimotivasi oleh keinginan untuk mencegah serangan.

(2)."Hal yang mengagumkan adalah bahwa tidak ada dari tindakannya yang dilakukan demi uang. Ia melakukan sesuatu yang ia yakininya. Ia ingin menyelamatkan nyawa," kata pengguna itu seperti dikutip oleh harian tersebut.

Sheikh Hassan Yousuf - seorang pemimpin senior Hamas di Tepi Barat yang ditangkap pada September 2005 dan masih ditahan dalam penjara Israel - membantah anaknya memiliki akses rahasia Hamas.

"Mosab tak pernah menjadi anggota aktif Hamas dalam kapasitas apapun, baik di politik ataupun di sayap bersenjata," tegasnya dalam pernyataan Hamas yang dikeluarkan atas namanya.

"Dari 1996, ketika ia berusia 17 tahun, ia telah menghadapi pemerasan dan tekanan dari intelijen Israel pada waktu anak-anak gerakan itu memperingatkan mengenai dia," kata pernyataan tersebut.

Hamas juga mengatakan Yousuf tua telah bekerja sepenuhnya di sayap politik gerakan itu. Ia terpilih ke parlemen pada 2006.

Beberapa pengamat Israel mengatakan pengungkapan itu merupakan pukulan berat bagi Hamas. "Bagi Hamas, ini adalah salah satu kemungkinan hal terburuk yang dapat terjadi pada mereka, putera pendiri Hamas mengkhianati mereka," kata Mordechai Kedar, veteran intelijen militer Israel dan pakar urusan Arab di Universitas Bar Ilan.

Bagaimanapun, ia mengatakan bukti itu dapat juga menimbulkan masalah pada Shin Bet, yang memiliki sejarah lama penggunaan informan Palestina. "Apapun yang dipublikasikan mengenai agen atau cara mereka beroperasi tidak membantu," kata Kedar.

Rabu, 24 Februari 2010

Mengatasi Perilaku Seks Bebas
( 31 Mar 2006 Koran Fajar)

Beberapa saat yang lalu, salah satu media lokal menurunkan sebuah berita tentang hasil penelitian yang cukup mengagetkan, yaitu penelitian tentang perilaku seks bebas di antara generasi muda. Penelitian tersebut mengungkap perilaku seks bebas generasi yang menamakan dirinya anak baru gede alias ABG. Data penelitian tersebut menunjukkan bahwa ternyata di kalangan remaja bangsa Indonesia, bangsa yang ber-Ketuhanan yang Maha Esa, 50 persen dari 474 remaja yang dijadikan sample penelitian, ternyata mengaku telah melakukan hubungan seks tanpa nikah.
Yang lebih mengagetkan lagi karena ternyata 40 persen di antara mereka melakukan hubungan seks tersebut pertama kali justru dilakukan di rumah sendiri. Banyak komentar dan pertanyaan muncul seiring dengan terungkapnya fenomena sosial yang telah menjadi realitas sangat memprihatinkan. Ya, itulah kenyataan hidup yang harus diterima.

Dari sekian banyak pertanyaan seputar masalah perilaku remaja yang dinilai menyimpang tersebut, ada dua pertanyaan mendasar yang perlu segera dijawab, yaitu apa penyebab perilaku seks bebas tersebut, dan bagaimana cara mengatasinya? Dua hal yang tidak bisa dibiarkan menggantung, melainkan harus didapatkan jawaban sekaligus solusi atas fenomena yang tidak sepantasnya dibiarkan.

* Penyebab Perilaku Seks Bebas

Menurut beberapa penelitian, cukup banyak faktor penyebab remaja melakukan perilaku seks bebas. Salah satu di antaranya adalah akibat atau pengaruh mengonsumsi berbagai tontonan. Apa yang ABG tonton, berkorelasi secara positif dan signifikan dalam membentuk perilaku mereka, terutama tayangan film dan sinetron, baik film yang ditonton di layar kaca maupun film yang ditonton di layar lebar.

Disyukuri memang karena ada kecenderungan dunia perfilman Indonesia mulai bangkit kembali, yang ditandai dengan munculnya beberapa film Indonesia yang laris di pasaran. Sebutlah misalnya, film Ada Apa Dengan Cinta, Eiffel I’m in Love, 30 Hari Mencari Cinta, serta Virgin. Tetapi rasa syukur itu seketika sirna seiring dengan munculnya dampak yang ditimbulkan dari film tersebut. Terutama terhadap penonton usia remaja.

Menurut hemat saya, film-film yang disebutkan tadi laris di pasaran bukan karena mutu pembuatan filmnya akan tetapi lebih karena film tersebut menjual kehidupan remaja, bahkan sangat mengeksploitasi kehidupan remaja. Film tersebut diminati oleh banyak remaja ABG bukan karena mutu cinematografinya, melainkan karena alur cerita film tersebut mengangkat sisi kehidupan percintaan remaja masa kini. Film tersebut diminati remaja ABG, karena banyak mempertontonkan adegan-adegan syur dengan membawa pesan-pesan gaya pacaran yang sangat “berani”, dan secara terang-terangan melanggar norma sosial kemasyarakatan, apalagi norma agama.

Sebagai pendidik, saya sulit dan amat sulit memahami apa sesungguhnya misi yang ingin disampaikan oleh film tersebut terhadap penontonnya. Bukan saja karena tidak menggambarkan keadaan sebenarnya yang mayoritas remaja bangsa Indonesia, tetapi juga karena ia ditonton oleh anak-anak yang belum dapat memberi penilaian baik dan buruk. Mereka baru mampu mencontoh apa yang terhidang. Akibatnya, remaja mencontoh gaya pacaran yang mereka tonton di film. Akibatnya pacaran yang dibumbui dengan seks bebaspun akhirnya menjadi kebiasaan yang populer di kalangan remaja. Maka, muncullah patologi sosial seperti hasil penelitian di atas.

Hal kedua yang menjadi penyebab seks bebas di kalangan remaja adalah faktor lingkungan, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan pergaulan. Lingkungan keluarga yang dimaksud adalah cukup tidaknya pendidikan agama yang diberikan orangtua terhadap anaknya. Cukup tidaknya kasih sayang dan perhatian yang diperoleh sang anak dari keluarganya. Cukup tidaknya keteladanan yang diterima sang anak dari orangtuanya, dan lain sebagainya yang menjadi hak anak dari orangtuanya. Jika tidak, maka anak akan mencari tempat pelarian di jalan-jalan serta di tempat-tempat yang tidak mendidik mereka. Anak akan dibesarkan di lingkungan yang tidak sehat bagi pertumbuhan jiwanya. Anak akan tumbuh di lingkungan pergaulan bebas.

Dalam lingkungan pergaulan remaja ABG, ada istilah yang kesannya lebih mengarah kepada hal negatif ketimbang hal yang positif, yaitu istilah “Anak Gaul”. Istilah ini menjadi sebuah ikon bagi dunia remaja masa kini yang ditandai dengan nongkrong di kafe, mondar-mandir di mal, memahami istilah bokul, gaya fun, berpakaian serba sempit dan ketat kemudian memamerkan lekuk tubuh, dan mempertontonkan bagian tubuhnya yang seksi.

Sebaliknya mereka yang tidak mengetahui dan tidak tertarik dengan hal yang disebutkan tadi, akan dinilai sebagai remaja yang tidak gaul dan kampungan. Akibatnya, remaja anak gaul inilah yang biasanya menjadi korban dari pergaulan bebas, di antaranya terjebak dalam perilaku seks bebas.

Melihat fenomena ini, apa yang harus kita lakukan dalam upaya menyelamatkan generasi muda? Ada beberapa solusi, di antaranya, pertama, membuat regulasi yang dapat melindungi anak-anak dari tontonan yang tidak mendidik. Perlu dibuat aturan perfilman yang memihak kepada pembinaan moral bangsa. Oleh karena itu Rancangan Undang-Undang Anti Pornografi dan Pornoaksi (RUU APP) harus segera disahkan.

Kedua, orangtua sebagai penanggung jawab utama terhadap kemuliaan perilaku anak, harus menciptakan lingkungan keluarga yang harmonis dalam keluarganya. Kondisi rumah tangga harus dibenahi sedemikian rupa supaya anak betah dan kerasan di rumah.

Berikut petunjuk-petunjuk praktis yang diberikan Stanley Coopersmith (peneliti pendidikan anak), kepada orangtua dalam mendidik dan membina anak. Pertama, kembangkan komunikasi dengan anak yang bersifat suportif. Komunikasi ini ditandai lima kualitas; openness, empathy, supportiveness, positivenes, dan equality. Kedua, tunjukkanlah penghargaan secara terbuka. Hindari kritik. Jika terpaksa, kritik itu harus disampaikan tanpa mempermalukan anak dan harus ditunjang dengan argumentasi yang masuk akal.

Ketiga, latihlah anak-anak untuk mengekspresikan dirinya. Orangtua harus membiasakan diri bernegosiasi dengan anak-anaknya tentang ekspektasi perilaku dari kedua belah pihak. Keempat, ketahuilah bahwa walaupun saran-saran di sini berkenaan dengan pengembangan harga diri, semuanya mempunyai kaitan erat dengan pengembangan intelektual. Proses belajar biasa efektif dalam lingkungan yang mengembangkan harga diri. Intinya, hanya apabila harga diri anak-anak dihargai, potensi intelektual dan kemandirian mereka dapat dikembangkan.

Selain petunjuk yang diberikan Stanley di atas, keteladanan orangtua juga merupakan faktor penting dalam menyelamatkan moral anak. Orangtua yang gagal memberikan teladan yang baik kepada anaknya, umumnya akan menjumpai anaknya dalam kemerosotan moral dalam berperilaku.
Melihat fenomena ini, sepertinya misi menyelamatkan moral serta memperbaiki perilaku generasi muda harus segera dilakukan dan misi ini menjadi tanggung jawab bersama, tanggung jawab dari seluruh elemen bangsa. Jika misi ini ditunda, maka semakin banyak generasi muda yang menjadi korban dan tidak menutup kemungkinan kita akan kehilangan generasi penerus bangsa. **

Tag Archives: masyarakat

Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan

Masyarakat pedesaan kehidupannya berbeda dengan masyarakat perkotaan. Perbedaan-perbedaan ini berasal dari adanya perbedaan yang mendasar dari keadaan lingkungan, yang mengakibatkan adanya dampak terhadap personalitas dan segi-segi kehidupan. Masyarakat pedesaan dapat dibedakan melalui basis fisik dan sosialnya, seperti adanya kolektivitas, petani individu, tuan tanah, buruh tani, pemaro, dan lain-lain. Selain itu desa terbentuk erat kaitannya dengan naluri alamiah untuk mempertahankan kelompmnya, melalui kekerabatan tinggal bersama dalam memenuhi kebutuhannya.

Masyarakat kota ditekankan pada pengertian ‘kota’-nya dengan ciri dan sifat kehidupannya serta kekhasan dalam interest hidupnya. Dalam masyarakat kota, kebutuhan primer dihubungkan dengan status sosial dan gaya hidup masa kini sebagai manusia modern.

Masyarakat pedesaan maupun masyarakat perkotaan masing-masing dapat diperlakukan sebagai sistem jaringan hubungan yang kekal dan penting, serta dapat pula dibedakan masyarakat yang bersangkutan dengan masyarakat yang lain. Oleh karena itu, mempelajari suatu masyarakat berarti dapat berbicara mengenai struktur sosial. Untuk menjelaskan perbedaan atau ciri-ciri masyarakat tersebut, dapat ditelusuri dalam hal lingkungan umumnya dan orientasi terhadap alam, pekerjaan, ukuran komunitas, kepadatan penduduk, homogenitas-heterogenitas, diferensiasi sosial, pelapisan sosial, mobilitas sosial, interaksi sosial, pengendalian sosial, pola kepemimpinan, ukuran kehidupan, solidaritas sosial, dan nilai atau sistem nilainya.

Akan tetapi, masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali. Dalam keadaan yang wajar, di antara keduanya terdapat hubungan yang erat, bersifat ketergantungan, karena di antara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis-jenis pekerjaan tertentu di kota. Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yang juga diperlukan oleh orang-orang di desa. Kota juga menyediakan tenaga-tenaga yang melayani bidang-bidang jasa yang dibutuhkan oleh orang-orang desa yang tidak dapat dilakukannya sendiri.

Dalam kenyataannya, hal ideal tersebut kadang-kadang tidak terwujud karena adanya batasan-batasan. Jumlah penduduk semakin bertambah, tak terkecuali di pedesaan. Padahal luas lahan pertanian sulit bertambah. Peningkatan hasil pertanian hanya dapat diusahakan melalui intensifikasi. Akan tetapi, pertambahan hasil pangan yang diperoleh tidak sebanding dengan pertambahan penduduk, sehingga pada suatu saat hasil pertanian sebuah desa hanya mampu memenuhi kebutuhan penduduk desa tersebut saja.

Dalam keadaan seperti ini, kota terpaksa memenuhi kebutuhannya dari daerah lain, bahkan mengimpor dari luar negeri. Peningkatan jumlah penduduk tanpa diikuti dengan perluasan kesempatan kerja akan membuat sebagian penduduk desa tidak lagi memiliki mata pencaharian yang tetap. Mereka ini merupakan kelompok pengangguran.