Rabu, 24 Februari 2010

Tag Archives: masyarakat

Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan

Masyarakat pedesaan kehidupannya berbeda dengan masyarakat perkotaan. Perbedaan-perbedaan ini berasal dari adanya perbedaan yang mendasar dari keadaan lingkungan, yang mengakibatkan adanya dampak terhadap personalitas dan segi-segi kehidupan. Masyarakat pedesaan dapat dibedakan melalui basis fisik dan sosialnya, seperti adanya kolektivitas, petani individu, tuan tanah, buruh tani, pemaro, dan lain-lain. Selain itu desa terbentuk erat kaitannya dengan naluri alamiah untuk mempertahankan kelompmnya, melalui kekerabatan tinggal bersama dalam memenuhi kebutuhannya.

Masyarakat kota ditekankan pada pengertian ‘kota’-nya dengan ciri dan sifat kehidupannya serta kekhasan dalam interest hidupnya. Dalam masyarakat kota, kebutuhan primer dihubungkan dengan status sosial dan gaya hidup masa kini sebagai manusia modern.

Masyarakat pedesaan maupun masyarakat perkotaan masing-masing dapat diperlakukan sebagai sistem jaringan hubungan yang kekal dan penting, serta dapat pula dibedakan masyarakat yang bersangkutan dengan masyarakat yang lain. Oleh karena itu, mempelajari suatu masyarakat berarti dapat berbicara mengenai struktur sosial. Untuk menjelaskan perbedaan atau ciri-ciri masyarakat tersebut, dapat ditelusuri dalam hal lingkungan umumnya dan orientasi terhadap alam, pekerjaan, ukuran komunitas, kepadatan penduduk, homogenitas-heterogenitas, diferensiasi sosial, pelapisan sosial, mobilitas sosial, interaksi sosial, pengendalian sosial, pola kepemimpinan, ukuran kehidupan, solidaritas sosial, dan nilai atau sistem nilainya.

Akan tetapi, masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali. Dalam keadaan yang wajar, di antara keduanya terdapat hubungan yang erat, bersifat ketergantungan, karena di antara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis-jenis pekerjaan tertentu di kota. Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yang juga diperlukan oleh orang-orang di desa. Kota juga menyediakan tenaga-tenaga yang melayani bidang-bidang jasa yang dibutuhkan oleh orang-orang desa yang tidak dapat dilakukannya sendiri.

Dalam kenyataannya, hal ideal tersebut kadang-kadang tidak terwujud karena adanya batasan-batasan. Jumlah penduduk semakin bertambah, tak terkecuali di pedesaan. Padahal luas lahan pertanian sulit bertambah. Peningkatan hasil pertanian hanya dapat diusahakan melalui intensifikasi. Akan tetapi, pertambahan hasil pangan yang diperoleh tidak sebanding dengan pertambahan penduduk, sehingga pada suatu saat hasil pertanian sebuah desa hanya mampu memenuhi kebutuhan penduduk desa tersebut saja.

Dalam keadaan seperti ini, kota terpaksa memenuhi kebutuhannya dari daerah lain, bahkan mengimpor dari luar negeri. Peningkatan jumlah penduduk tanpa diikuti dengan perluasan kesempatan kerja akan membuat sebagian penduduk desa tidak lagi memiliki mata pencaharian yang tetap. Mereka ini merupakan kelompok pengangguran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar